Tuesday 30 April 2013

Perbedaan Jepang dengan Indonesia Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan



Hampir semua orang suka kebersihan bahkan sangat mendambakan kebersihan lingkungan dimana mereka hidup menetap, tinggal sementara, ataupun sekedar untuk datang
berkunjung dua atau tigahari. Lingkungan yang kotor dan tidak terpelihara tidak pernah menjadi tempat yang ingin di kunjungi orang untuk keduakalinya, kalau tidak dalam keadaan terpaksa.
Budaya adalah kristalisasi nilai dan pola hidup yang dianut suatu komunitas. Budaya tiap komunitas tumbuh dan berkembang secara unik, karena perbedaan pola hidup komunitas itu. Perbandingan budaya Jepang dan Indonesia berarti mencari nilai-nilai kesamaan dan perbedaan antara bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Dengan mengenali persamaan dan perbedaan kedua budaya itu, kita akan semakin dapat memahami keanekaragaman pola hidup yang ada, yang akan bermanfaat saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan pihak yang berasal dari budaya atau kebiasaan yang berbeda.Kesulitan utama dalam membuat perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang disebabkan perbedaan karakteristik kedua bangsa tersebut. Bangsa Jepang relatif homogen, dan hanya memiliki sekitar 15 bahasa (tidak berarti 15 suku bangsa, karena termasuk didalamnya sign language untuk tuna rungu), dan telah memiliki sejarah yang jauh lebih panjang, sehingga nilai-nilai budaya itu lebih mengkristal. Adapun bangsa Indonesia berciri heterogen, multi etnik, memiliki lebih dari 700 bahasa, sehingga tidak mudah untuk mencari serpih-serpih budaya yang mewakili Indonesia secara nasional. Perlu dipisahkan nilai-nilai mana yang diterima secara nasional di Indonesia, dan mana yang merupakan karakter yang unik disalah satu suku. Bahasan dalam hal ini mengenai perbandingan budaya Indonesia dan Jepang dari segi-segi cara menjaga kebersihan lingkungan. Di seluruh pelosok negri Jepang terkenak dengan negara maju dengan penduduk yang sangat padat dan lingkungan dengan penuh gedung dan sedikit pohon, sungai-sungai yang tercemar oleh limbah pabrik, udara yang penuh asap karena pencemaran udara, suara bising karena suara mesin. Namu semua pemikiran luar itu sangat salah, karena Jepang adalah sebuah negara yang penuh disiplin dan sangat menghargai lingkungan hidup, sungai sungai yang jernih, udara yang bersih, lingkungan yang tertata rapi tanpa sampah. Pengertian lingkungan bersih adalah lingkungan yang terbebas dari sampah
berserakan di jalan, selokan, ruang terbuka umum. lingkungan mempunyai
toilet umum bersih, sebanding dengan jumlah warga dan pengunjungnya.
Sedangkan warga masarakatnya diharapkan bisa mengubah paradigma sampah
dibuang [dioper-oper] menjadi sampah ditangani bersama, sehingga dengan
jumlah petugas kebersihan yang terbatas, namun bertanggungjawab kota tetap
tampil bersih. Dengan begitu, warga dan pengunjung kota merasa nyaman,
Dimulai dengan tumbuhnya berbagai penyakit – penyakit baru di dunia terutama mengenai lingkungan. Maka dari itu
Adapun cara – cara orang jepang dalam menghargai sutu kebersihan lingkungan yang sangat berbeda sekali dengan Indonesia,Orang – orang jepang dalam menjaga lingkunganya tetap bersih banyak upaya yang dilakukan agar lingkunganya tidak tercemar dan terkotori dengan sampah,limbah atau pun dengan gas – gas pabrik. Ada pun upaya yang sangat cocok ditiru orang Indonesia,yaitu dengan cara:
1. Di jepang tidak ada orang yang membuang sampah sembarangan, karena kedisiplinan yang luar biasa, menjadikan ketaatan terhadap aturan begitu hebat, tidak ada orang yang membuang sampah sembarangan. Sebagai contoh kecil, ketika seorang perokok berjalan-jalan ditaman mereka membawa asbak dikantong mereka untuk membuang debu rokok dan puntung rokok mereka, yang didesain khusus, yang nantinya bila ketemu tempat sampah akan bisa mereka buang pada tempat sampah. Itu adalah sebuah contoh kecil yang sangat luar biasa, menghargai detail kecil dalam penghargaan terhadap lingkungan.
2. Perusahaan dan Industri dengan AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan) yang ketat di jepang ada sebuah perusahaan yang cukup besar yang , karyawannya 700 orang, luasnya hampir 4 hektar. Disebelah perusahaan itu mengalir Sungai kecil, dimana Air sisa pengolahan diperusahaan itu dibuang ke situ setelah melalui proses pengolahan limbah. Sungai kecil itu begitu jernih, ikan-ikan sebesar paha orang dewasa berenang dan kelihatan dengan begitu jelas karena kejernihannya. Saya memasuki perusahaan itu, didalamnya suara sangat bising, sehingga siapa saja yang masuk diwajibkan untuk memakai penutup telinga, tetapi begitu keluar, suara bising itu hilang, perumahan didekan perusahaan itupun sama sekali tidak terganggu. Cerobong asap dibuat sangat tinggi dengan gas buang yang sangat kecil.
3. Hutan yang terjaga,hutan - hutan begitu tak terjamah, begitu lebat, sementara hutan itu bersebelahan langsung dengan sebuah daerah padat penuh sesak populasi manusia. Aturan tentang ijin mendirikan bangunan, aturan tentang lingkungan dan hutan begitu ketat dilaksanakan dan sangat dipatuhi orang – orang Jepang.
4. Aturan gas buang kendaraan bermotor yang dilaksanakan dengan ketat, ,mobil-mobil dan kendaraan yang tidak lolos uji emisi tidak diijinkan berjalan, bahkan hampir tidak ada mobil solar yang diijinkan berjalan karena tidak ada yang lolos uji emisi, bandingkan dengan Indonesia, bagaimana Metro Mini, Truk-truk yang katanya sudah lolos KIR di dinas perhubungan mengeluarkan asab tebal yang menyesakkan dada, membuat jalan jadi gelap hitam oleh polusi.
5. Pembagian jenis sampah dan penjadwalan pembuangan sampah juga ada pembagian detail tentang sampah, secara umum sampah dibagi menjadi 2 yaitu sampah yang bisa dibakar dan tidak bisa dibakar, tetapi ada pembagian khusus lain, misalnya sampah elektronik, sampah bahan-bahan berbahaya (korek gas, batu baterai, silet) botol plastik, gelas, botol aluminium dll. dan pelaksanaan nya begitu dipatuhi oleh masyarakat. belum lagi penjadwalan dalam pembuangan sampah, misal hari selasa dan jumat untuk sampah elektroik.
Di negri Jepang selalu di kampanyeka selogan utsukushi kuni ( Negara Jepangyang cantik ), miskipun disetiap sudut tempat sudah kelihatan bersih selogan itu tetap digunakan. Kebersihan merupakan cirri utama dari Jepang, yang rasanya sangat sulit dijumpai di negara lain, Contoh nya indonesi yang di jadikan perbandingan, Indonesia adalah negara yang sangat suli menerapkan selogan yang dibuat oleh Jepang itu. Disiplin membuang sampah pada tempatnya yang sangat membudidaya pada kehidupan masyarakat jepang yang sangat sulit dihilangkan. Upaya pelestarian lingkungan di Jepang sangat lah bagus tidak seperti di Indonesia masih bersifat slogan- slogan saja sehingga perilaku masyarakatnya tetap tidak peduli lingkungan sehingga hal ini memerlukan perombakan mental dan budaya masyarakat terhadap lingkungan tentunya masing - masing suku/etnis seharusnya sejak dulu mempunyai kearifan lokal yang sifatnya religius dalam menghargai alam lingkungannya tapi karena masuknya agama akhirnya nilai - nilai kearifan lokal mulai terkikis dan digantikan oleh nilai- nilai agama yang sepertinya kurang menghargai alam semesta atau lingkungan. Pendidikan mengenal dan melestarikan lingkungan alangkah baiknya ditanamkan semasa SD-SMP tidak hanya sebatas ilmu tapi sampai kepada perlaku dan pola pikirnya tentunya.Masih banyak yang lain, tetapi 5 hal sementara cukup sebagai bahan perbandingan antara Indonesia dan jepang dalam hal lingkungan hidup.Bayangkan bagaimana Indonesia, sungai jorok, bau dan penuh sampah, udara penuh polusi, sampah dimana mana, permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi dan harus ditangani oleh pemerintah Indonesia. Tentunya, dengan peran aktif masyarakat menjaga dan melestarikan lingkungannya. Kita lihat kebiasaan diri kita, keluarga kita, tetangga kita, warga kita sampai ke bangsa kita dan kita belum bisa dikatakan bangsa yang sadar akan kebersihan lingkungan dan seberapa pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.
Sampai Pengolahan limbah sanagat diperhatikan di Jepang dan memberikan contoh pelajaran yang sangat tepat dicontoh indonesi agar Indonesia kedepan lebih bersih danmencerminkan bangsa yang sangat menghargai kebersihan itu. Sampai cara pengolahan limbah pun sudah dipaparkan secara detail. Mereka mengolah limbah perumahan dan pabrik, menyalurkannya melalui pipa-pipa dalam tanah yang panjang, mengendapkan lumpur dan pasirnya lalu mengalirkan air hasil saringan ke pipa lainnya untuk diolah dan disuling menjadi air bersih siap pakai. Beda sekali dengan di Indonesi pengolahan limbah perumahan dan industri yang bisa dilihat di daerah industri Jababeka, Cikarang. Memang keduanya tampak rumit, tapi yang terlihat di Jepang menggunakan teknologi yang lebih canggih. Bagaimana cara menyamainya? Dengan meningkatkan sumber daya teknologi bangsa Indonesia. Selain itu,di Jepang ada cara mengetes kadar air sungai harian apakah layak minum atau tidak. Begitu jauhnya mereka memperhatikan kebersihan lingkungan. Sampai air sungai pun ada kelayakan minumnya. Tidak seperti sungai di Indonesi yang kotor, bangunan-bangunan liar yang berdiri di sepanjangnya, orang-orang mandi, buang air, mencuci pakaian dan bahkan mencuci beras yang akan mereka makan. Kebanyakan orang-orang di Indonesi kurang mengerti tentang dampak pembakaran sampah. Mmembakar sampah justru akan memperburuk keadaan dan bahkan bisa lebih mencemari udara yang kita hirup bahkan akan menimbulkan ganguan pernapasan. Apa yang mesti kita lakukan agar lingkungan atau
kota kita bisa menjadi bersih? Inilah pertanyaan sederhana yang harus kita
dijawab bersama karena, keinginan untuk menciptakan lingkungan bersih,
dan sekalian memelihara kebersihannya tidak mungkin dilakukan
sendiri-sendiri. Harus dibuat sistem atau jaringan yang efektif untuk itu.
Barangkali inilah tugas para pemimpin, dan orang yang duduk di pemerintahan,
untuk merancang sistem menerapkan kebersihan, dan memelihara lingkungan. Tampa sistim yang benar dengan sarana dan prasarana yang memadai, mustahil satu lingkungan
akan terpelihara kebersihannya. Inilah yang menjadi masalah bagi Indonesia karena pemerintah belum juga membuat aturan mengenai pembungan sampah.

Search This Blog